Info&tanya jawab

Kamis, 02 Juli 2020

Pohon Jeruk Asam dan Cara Merawatnya: Pantang Penggunaan Bambu

Pohon Jeruk asam adalah bagian dari tambahan pangan yang digemari warga Flores Timur. Sajian kuliner warga setempat sering menambahkan jeruk asam segar sebagai peningkat cita rasa. Dengan demikian, jeruk banyak ditanam oleh petani untuk dikonsumsi sendiri, bersama warga sekitar maupun untuk dijual.
Ada beberapa jeruk asam yang dikenal. Dari jeruk purut, jeruk kecil (muda manuk telu) dan jeruk besar (muda bele). Semuanya berasa asam dan cocok sebagai pengganti cuka untuk berbagai masakan maupun lalapan.
Jika ke lahan tani, anda sering temui pohon ini di sekitar pondok atau tepian kebun. Petani biasanya menanam jeruk dalam jumlah kecil karena belum dijadikan komoditas dagang. Namun demikian, keberadaan tanaman ini tetap harus dirawat dengan baik supaya dapat memenuhi kebutuhan. Sayangnya, sering kita temui jeruk yang tiba-tiba mati pada usia produktif. Apa alasannya?
Salah satu alasannya adalah penggunaan bambu. Bambu memang jamak ditemui di kebun sebagai alat penjolok buah ataupun penyangga dahan. Namun penggunaan bambu pada tanaman jeruk sangat tidak disarankan. Sejenis jamur tertentu pada bambu akan dengan cepat menulari pohon jeruk dan menyebabkan matinya tanaman tersebut.
Sayangnya, sejumlah besar petani maupun penikmat jeruk asam belum banyak yang tahu tentang pantangan ini. Karenanya, masih sering kita temui pohon jeruk muda bersentuhan dangan penjolok bambu. Saat terkena bambu, ranting pohon jeruk mulai mengering. Tidak peduli pohon jeruk tersebut masih muda, penyakit akan membuat pohon ini berhenti berproduksi dan akhirnya mati.
Jadi, untuk menjaga agar jeruk tetap hidup dan berproduksi, upayakan agar pohon ini jangan bersentuhan dengan bambu. Ayo sebarkan informasi berguna ini ke teman-teman anda supaya lebih banyak yang tahu. (Teks: Simpet)

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar